Minggu, 11 Desember 2011

farewal of heaven


saat aku membayangkan wajahmu, mengenang canda tawa kita... saling berbagi cerita, semakin aku merasa bahwa kamu adalah belahan jiwaku...
sungguh, mampukah aku mengatakan semua itu padamu...
sungguh ku ingin, tapi aku tak mampu...
angin sampaikan rinduku, rasaku padanya...sapa lembut wajahnya agar terlintas sebersit wajahku di imajinasinya...
sungguh..sungguh.... jika aku bisa bersamamu, tak akan pernah kuulangi kesalahan2 ku yang selalu kulakukan berulang2 saat ku bersama mereka,mereka yang berlalu,mereka yang pernah mengisi hariku, yang sering membisu karena kesalahanku, keegoisanku,dan mereka tak pernah memberiku kesempatan untuk memperbaikinya, dan lagi terjadi peristiwa terpahit yang kuberikan pada mereka juga pada diriku sendiri....dan untuk kesekian kalinya aku tak bisa mencegah mereka berlalu dari diriku
berat kurasa, kujalani hari - hariku dengan membawa beban bayangmu tanpa dirimu tergenggam olehku
kurindukan tawa candamu saat ini, setiap saat
kasihh kumhon datanglah kepadaku, dan persembahkan senyummu padaku , hanya padaku...
ingin ku pejamkan mataku di hadapanmu, dan kau rengkuh aku dalam pelukan hangatmu...genggam tanganku ini, aku bahagia saat bersamamu, akan ku usap setiap tetes air matamu...dan aku yang jarang berdoa, kali ini aku berdoa untuk mu, untuk hatimu agar menoleh ke padaku sungguh..
sungguh...aku ingin... menggenggam erat tanganmu dan kita berjalan beriringan bersama entah dalam tangis , tawa atau keheningan..............:)

Kamis, 22 September 2011

beberapa hari yang lalu, sempat rindu membaca note seorang teman di FB...
awalnya sih iseng baca cz judulnya menarik... " tulisan yang mengasah otak "
setelah dibaca dari baris ke baris, ternyata sesuatu yang .....
"gag tau musti sebut dengan sebutan apa"
tapi ini malah yang mengingatkan "ini" tulisan ini dengan sebuah video kiriman seorang sahabat dari jogja yang notabene adalah seorang sahabat dari "efbhe" juga ....
tulisan ini dalam versi video, jadi kita akan lebih bisa meresapi makna yang terkadung dalam video ini....
gag nyadar, ato bahkan hampir lupa kalo nee video masih rindu simpan...
cekk this out...
enjoyed ,:D

Jumat, 09 September 2011



Tanpa Sadar Aku meneteskan air mata, ketika membaca tulisan ini..!

Saat kau berusia 1 tahun, ia mensusuimu dan memandikanmu, sebagai balasannya kau menangis di tengah malam.


Saat kau berusia 2 tahun, dia mengajarimu cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.



Saat kau berusia 3 tahun, dia memasakkan makanan kesukaanmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.



Saat kau berusia 4 tahun, dia memberimu pensil warna. Sebagai balasannya kau coret semua dinding dan meja makan dengan pensil warna itu.



Saat kau berusia 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang indah. Sebagai balasannya, kau mengotorinya dengan bermain di kobangan.



Saat kau berusia 6 tahun, dia mengantarkanmu ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berkata, ”nggak mau, aku mau sama bibi!”



Saat kau berusia 7 tahun, dia membelikanmu mainan. Sebagai balasannya, kau lebih mementingkan mainanmu tetap bagus daripada ibumu yang bersedih.



Saat kau berusia 8 tahun, dia menginjinkanmu jajan. Sebagai balasannya, kau terus merengek dan menghabiskan uangnya.



Saat kau berusia 9 tahun, dia membayar mahal atas biaya les dan lain-lain. Sebagai balasannya, kau seringkali bolos dan bahkan sengaja meninggalkan.



Saat kau berusia 10 tahun, dia mengantarkanmu ke mana saja. Sebagai balasannya, tak ada salam ketika kau meninggalkannya.



Saat berusia 11 tahun, dia mengijinkanmu menonton bioskop atau acara lain di luar bersama teman-temanmu. Sebagai balasannya, kau memintanya duduk di barisan lain tak duduk bersama kau dan teman-temanmu.



Saat kau berusia 12 tahun, dia melarangmu untuk menonton acara dewasa. Sebagai balasannya, kau tetap menonton setelah menunggu dia keluar rumah.





Saat kau berusia 13 tahun, dia menyarankanmu memotong rambut. Sebagai balasannya, kau mengatakan, ”ibu tak tahu mode niyh. Rambut seperti ini lagi zamannya!”



Saat kau berusia 14 tahun, dia membayar biaya kemah atau tafakur alam di sekolahmu. Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya atau memberi kabar.



Saat kau berusia 15 tahun, pulang kerja ia ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau mengunci pintu kamarmu, kau bilang, ”saya sudah besar bu!”

Saat kau berusia 16 tahun, dia membolehkanmu mengendarai kendaraan bermotor. Sebagai balasannya, kau menyalahgunakan izin tersebut.



Saat kau berusia 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting kau malah asyik menelepon teman-temanmu yang sama sekali tidak begitu penting.

Saat kau berusia 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau akhirnya lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta semalaman hingga pagi.



Saat kau berusia 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus untuk pertama kali. Namun balasannya, kau malah meminta ibumu berhenti jauh dari gerbang kampus dan berkata, ”aku malu bu! Aku kan udah gede.”



Saat kau berusia 20 tahun, dia bertanya, ”dari mana saja kamu sehariaan nak?” lalu kau menjawab, ”Ah, Ibu cerewet sekali siyh, ingin tahu urusan anak muda aja!”



Saat kau berusia 21 tahun, dia bertanya, ”Gimana kuliahmu nak?” lalu kau menjawab, ”biasa saja, memangnya kenapa?” dengan logat acuh.



Saat kau berusia 22 tahun, dia mememlukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya padanya, ”mana hadiahnya? Katanya mau jalan-jalan saat aku lulus bu?”



Saat kau berusia 23 tahun, dia membelikanmu sebuah barang yang kau idamkan. Lalu balasannya, ”ah ibu! Kalau mau beli apa-apa untukku bilang-bilang dong! Aku nggak suka model seperti ini, aku suka yang kayak begini loh!”



Saat kau berusia 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, ”kok pertanyaan kayak begitu?



Saat kau berusia 25 tahun, dia membantu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasannya kau malah pindah ke luar kota meninggalkan ibumu.



Saat kau berusia 30 tahun, dia memberitahumu cara merawat bayi. Sebagai balasannya, kau malah berkata, ”Bu, sekarang zamannya sudah beda. Udah zaman modern, nggak perlu cara seperti dulu lagi.”



Saat kau berusia 50 tahun, dia sakit-sakitan dan membutuhkan perawatanmu. Sebagai balasannya, kaun malah membaca Buku Pengaruh Negatif Mengasuh Orang Tua Di Rumah Sendiri Terhadap Anak.



Dan suatu hari ia meninggal dengan tenang, dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum kamu lakukan padanya, karena mereka datang menghantam hatimu bagaikan palu Ghodam.



JIKA BELIAU MASIH ADA JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH DIA BERIKAN KEPADAMU.

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika lewat. “Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya. Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda.” Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan.



Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.



Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda. Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. “Minggir,” kata saya dengan marah.
Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.
Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, “Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu.”

“Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu.”

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak, bangun,” kataku. “Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?” Ia tersenyum, ” Aku menemukannya jatuh dari pohon. “Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru.”

Aku berkata, “Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi.”

Si kecilku berkata, “Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”

Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru.”


Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?

Senin, 25 Juli 2011

penat ini

aku penat, aku bosan, aku ingin lenyapp
hilang tak berbekas, semua ingin kesempurnaanku, menyuruhku bahkan menuntutku untuk sempurna, aku tak bisa aku tak mampu....
maaf, maafkan aku semuanya....yang merasa tersakiti oleh rindu yang tak sempurna ini
terlalu banyak tuntutan...., terlalu banyak tekanan
merasa dimanfaatkan, merasa terkhianati

Rabu, 11 Mei 2011

jengah disini


jengah mulai terasa, saat semua sudah mulai sedikit - demi sedikit mengusik, dan kenyamanan sudah tak bisa kudapatkan...
bawa ku pergi!!, segera,!!, dari sini...dari semua ini...
terasa menghimpit..saling iri saling membicarakan satu sama lain..
aku hanya mendengarkan dan kemudian menyimpulkan...
apa yang dapat aku simpulkan dari semua yang kudengar.....itu semakin membuatku jengah
aku mencoba membiarkan semuanya dan tetap berjalan perlahan namun masih tetap dengan kepala tegak
wha....hw.....ha...ha...
rindu bisa, rindu mampu,
untungnya keadaan berpihak padaku dan tidak memaksaku untuk tetap terdiam dan melihat apa yang terjadi, bahkan menjadi bagian dari semua yang terjadi...
aku hanya melihat di pagi dan malam hari..., siangnya aku bisa pura2 melupakannya
"HAnYa Pura - pura saja"

Sabtu, 09 April 2011

i think...



Jumat, 11 Maret 2011

Ada denting nada luka....
yang mengalun sepi di relung hati..
bila ingatan akan dirimu hadir mengusik,
telah kucoba melangkah menjauh darimu .....
Melupakan beningnya tatap bola matamu itu...
Sayangnya ...............
aku tak pernah bisa.........
andai kau mau mendengar alun kidung rindu yang kucipta
semua tentang kamu..........
hanya Kamu......!!!

Minggu, 13 Februari 2011

inspirated by YOUneD


apakah perlu seseorang yang lain untuk melupakan orang lain yang telah berlalu..........

apakah harus ada seseorang yang menemani untuk melupakan yang ingin dilupakan...........

apakah itu bukan disebut sebuah pelampiasan, mungkin butuh orang lain untuk menutupi ingatan tentang seseorang...

menyamarkan kenangan dengan kenangan - kenangan yang baru....yang lebih indah , yang lebih manis ..mungkin..

mungkin saja, tapi semoga rasa nyaman bisa berubah jadi sayang....

jika seseorang yang lain itu, mampu.........

Kamis, 20 Januari 2011


kalo jadi.....

sebulan lagi rindu jadi super sibuk, nyiapin pernikahan seorang adik perempuan, adik satu2nya...

sebagai bukti bahwa aku memberi restu yang tulus kepadamu..., sayang mungkin gag bisa maksimal memberi kemampuanku, hanya 1 bulan waktu diberikan kepadaku...., untuk menyiapkan semuanya

semoga rindu bisa...,mewujudkan pernikahan impianmu...pernikahan terindah dan aku bahagia menjadi bagian dalam proses mewujudkan pernikahan impian seperti yang kau impikan sejak kecil.....
undangan ( cek )
kebaya ( cek )
sanggul + rias ( cek )
hidangan ( cek )
souvenir (cek )

dengan senyum...atau tangis kebahagiaan...aku akan mengantarmu ke pelaminan terindah

sepenuhnya aku memberi jalan yang indah dan dihiasi wanginya pandan dan melati putih , seputih niatmu menuju tujuan akhir sebagai seorang perempuan dalam perjalanan untuk mencari sebuah kesempurnaan.

sebagai seorang kakak yang ingin selalu memberikan semua yang terbaik untukmu, mungkin nanti aku hanya bisa memberikan doa dari belakangmu..., melihatmu berjalan menjauh...

maaf aku tidak bisa berjalan bersama beriringan menuju kebahagiaan itu....

maaf atas ketidak mampuanku ...........

namun doa dan harapan terbaik dari seorang kakak akan selalu menyertai dan mengiringi setiap langkahmu ...

"terima kasih telah mengangkat beban dari pundakku"



"rindu"

;;